Perkembangan Android di Indonesia
Seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi menyebabkan semakin banyak orang mengerti akan
pentingnya fungsi komputer dalam membantu pekerjaan mereka. Saat ini
perkembangan komputer telah membawa perubahan besar dalam berbagai
bidang diantaranya bidang Politik, Ilmu Pengetahuan, Ekonomi, Sosial,
Budaya, dan Kesehatan. Perkembangan teknologi informasi, selain
perkembangan aplikasi desktop pada komputer juga meliputi perkembangan
aplikasi mobile. Seperti yang kita ketahui saat ini, kebutuhan manusia
tidak pernah terbatas seperti kebutuhan komunikasi salah satunya.
Sehingga, handphone yang kita kenal sebagai alat telpon (komunikasi)
genggam semakin berkembang pesat dengan aplikasi-aplikasi terbaru dan
bermanfaat untuk kebutuhan manusia di saat ini.
Semakin
berkembang aplikasi mobile maka, terciptalah sebuah sistem operasi yang
dikembangkan untuk perangkat mobile berbasi linux yaitu android. Pada
awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. yang kemudian
dibeli oleh Google pada tahun 2005. Dalam usaha untuk mengembangkan
Android, pada tahun 2007 dibentuklah Open Handset Alliance(OHA), sebuah
konsorsium dari beberapa perusahaan dengan tujuan untuk mengembangkan
standar terbuka untuk perangkat mobile. Kelebihan dari android sendiri
bagi para pengembang aplikasi mobile adalah dengan software Development
Kits (SDK) yang lengkap, dilengkapi dengan emulator yang membantu untuk
menguji coba aplikasi yang dibuat serta dokumentasi yang lengkap. Serta
tidak ada biaya lisensi untuk memperoleh SDK ini. Android merupakan
pilihan yang tepat untuk pengembang.
Selain dari segi pengembang
aplikasi mobile, android juga mempunyai kelebihan dari sisi pengguna
android (user). Android menawarkan sebuah lingkungan yang berbeda untuk
pengembang. Setiap aplikasi memiliki tingkatan yang sama. Android tidak
membedakan antara aplikasi inti dengan aplikasi pihak ketiga. API yang
disediakan menawarkan akses ke hardware maupun data-data ponsel
sekalipun, atau data system sendiri. Bahkan pengguna dapat menghapus
aplikasi inti dan menggantikannya dengan aplikasi pihak ketiga.
Disinilah yang membuat OS android berbeda dengan OS mobile lainnya. User
dapat dengan mudah mendapatkan berbagai aplikasi yang uptodate,hanya
tinggal mendownload saja. Sehingga user dapat dengan leluasa menggunakan
aplikasi pihak ketiga. Contohnya ada beberapa aplikasi yang sudah siap
untuk di download oleh user android seperti mapping, pariwisata, cara
memasakdengan resep jitu dll. Aplikasi-aplikasi tersebut merupakan
aplikasi pihak ketiga yang dikembangkan oleh pengembang menggunakan
android. Jadi android mempunyai kelean bagi bihara pengembang
aplkasi-aplikasi mobile (aplikasi pihak ketiga) dan juga sebagai
pengguna mobile android dapat dengan mudah mendapatkan berbagai aplikasi
pihak ketiga tersebut. Cukup dengan mendownload nya di tempat browser
yang tersedia di mobile tersebut.
Berdasarkan kelebihan android
seperti yang telah di sebutkan di atas maka, kini saya akan membahas
perkembangan android khusus di Negara Indonesia yaitu, pasar Android di
Indonesia akan berkembang seiring dari banyaknya operator selular dan
Produsen smartphone gencar menyuarakan Open source Android.
Pangsa
Pasar smartphone Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah
dan mempunyai featAtasyang lengkap sesuai dengan karateristik dari
masyarakat Indonesia
Saat ini kita bahas salah satu operator yang
gencar menyuarakan android yaitu Indosat. Pada bulan Maret lalu Indosat
melakukan road show di 7 kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang,
Jogyakarta, Malang, Surabaya, dan Makassar. Indosat memperkenalkan
Teknologi smartphone yang mempermudah komunikasi, tampilan yang menarik,
serta aplikasi yang mudah dioperasikan. Dalam Road Show ini Indosat
juga melakukan seminar dan edukasi kepada pengunjung. Dalam seminar ini,
pengunjung bisa lebih mengetahui apa itu Android, sejarah, kelebihan
serta platform dan variasi aplikasi yang dimiliki. Apa yang dilakukan
Indosat akan diikuti oleh operator selular lain yang melihat potensi dan
peluang bisnis dari Open Source Android ini.
Disamping operator
selular yang gencar, banyaknya komunitas programmer yang menyuarakan
Android membuat perkembangan Andorid di sini menjadi cepat. Seperti
komunitas Android-Indonesia
Pada saat ini, perkembangan android di
Indonesia dipengaruhi oleh banyaknya smartphone yang telah beredar di
Indonesia dan keinginan berbagai produsen smartphone tersebut untuk
memangkas biaya produksi sehingga menghasilkan produk smartphone yang
berkualitas dan mempunyai harga jual yang lebih terjangkau daripada
menggunakan OS yang lainnya. Persebaran smartphone berandroid di
Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah dan mempunyai
feature yang lengkap sesuai dengan karateristik dari masyarakat
Indonesia.
Penyebab mengapa Android dapat berkemban cepat di Indonesia.
1. Update rutin
Android selalu melakukan update secara terus menerus, melakukan
perbaikan perbaikan berbagai bugs dan penambahan fitur yang menjadikan
OS semakin lebih bagus dari versi sebelumnya.
2. Open source
Android adalah OS open source yang gratis jadi dilihat dari segi
harganya akan lebih murah daripada smartphone yang ber OS tidak gratis,
disamping itu OS android memungkinkan para programmer programmer untuk
mengembangkan atau membuat aplikasi berbasis Android.
3. Didukung oleh Vendor Kelas Atas
Dukungan penuh dari vendor-vendor kelas atas seperti Samsung, HTC,
Motorola dll dalam menghasilkan smartphone yang berkelas akan membantu
menaikkan pamor android.
4. Merek Google
Reputasi Google yang
tidak diragukan lagi menjadi keunggulan tersendiri bagi Android. Hal ini
membuat konsumen yakin bahwa OS Android adalah OS yang benar benar
bagus dan berkualitas.
5. User Friendly
Teknologi layar sentuh, membuat mudah dalam penggunaannya serta didukung oleh tampilan yang menarik.
Prospek Perkembangan Luar Biasa Android di Indonesia
Sekitar dua tahun yang lalu ketika pertama kali telepon genggam
berbasis Android resmi masuk di Indonesia, harganya masih sangat mahal
dan produknya pun masih langka. Sekarang keadaannya sudah sangat
berbeda. Banyak vendor baik lokal maupun luar memasarkan berbagai macam
handset berbasis Android di Indonesia. Harga dan jenisnya pun
bervariasi, mulai dari yang low-end, berharga di bawah Rp 1 juta, hingga
yang high-end dengan harga di atas Rp 5 juta.Fenomena yang menarik
adalah handset Android yang berharga murah. Dengan masuknya berbagai
jenis handset murah berbasis Android di Indonesia, Android makin
menyentuh para konsumen yang berdaya beli rendah seperti mahasiswa.
Masyarakat pun sekarang makin mudah untuk mencoba berbagai teknologi
baru yang disajikan oleh Android karena harganya yang makin terjangkau
dan jenisnya yang semakin beragam.
Handset Android dengan segala
daya tariknya berpotensi menggeser pasar telepon genggam yang ada di
Indonesia saat ini. Bukan tidak mungkin produk ini akan menjadi handset
“sejuta umat” berikutnya di Indonesia.Hal ini tentu membuka peluang baru
bagi para pengembang aplikasi mobile yang ingin menargetkan kepada
pasar lokal. Ditambah dengan dukungan sistem pembayaran aplikasi
berbayar serta berbagai jenis jasa mobile advertising yang tersedia,
para pengembang aplikasi mempunyai banyak opsi untuk menjual aplikasi
Android yang mereka kembangkan.
Kesempatan untuk menghasilkan
pemasukan dari mengembangkan aplikasi Android pun semakin terbuka lebar
bagi para pengembang lokal. Salah satu kesempatan baik yang bisa
dimanfaatkan untuk menjual dan memperkenalkan karya mereka ke dunia luar
adalah dengan mengikuti berbagai kompetisi. Salah satu yang sedang
berlangsung saat ini adalah kompetisi pengembangan aplikasi Android yang
diselenggarakan IDBYTE bersama Qualcomm dan HTC, “IDBYTE Android Mobile
Applications Development Competition”.Kompetisi ini mengajak para
pengembang aplikasi mobile lokal, terutama yang berbasis Android, untuk
mengajukan karya terbaik mereka terutama yang bertema pariwisata. Para
pengembang aplikasi Android lokal bisa memanfaatkan momentum ini untuk
membuat dan memasarkan aplikasi mereka ke pasar yang lebih luas. Yang
diperlukan hanyalah kemauan, kerja keras, dan kreativitas, sehingga
momentum ini bisa dioptimalkan demi kemajuan industri digital Indonesia
Android dan Peluang Bagi Para Pengembang Aplikasi Lokal
Popularitas Android terus bertumbuh, bukan hanya dari jumlah perangkat
yang mengadopsi platform ini, tetapi juga para operator telekomunikasi
yang mulai memberikan fokus yang lebih pada platform opensource yang
dikembangkan Google ini.
Beberapa waktu yang lalu, Kompas memuat
artikel yang memberitakan bahwa kini Telkom dengan produk Flexi mereka
akan mulai menyasar para konsumen yang tertarik dengan Android, dengan
menyediakan Android untuk pengguna CDMA pertama yang bekerjasama dengan
beberapa vendor ponsel lewat sistem bundling.
Kompas juga menuliskan
bahwa, Flexi menggandeng 150 mitra penyedia konten dan akan meluncurkan
Flexi Market yang nantinya bisa ditemukan di Android Market. Aplikasi
ini dikabarkan akan dirilis bulan September ini.
Melihat
perkembangan ini, saya mencoba melakukan wawancara via email dengan Agus
Hamonangan, sebagai founder dari ID-Andorid, untuk melihat bagaimana
pandangan beliau atas perkembangan dari Flexi ini, dan secara
keseluruhan tentang perkembangan yang terjadi di komunitas pengembang
Android di Indonesia.
Tentang Android Flexi (kita sebut saja
demikian), Agus Hamonangan mengatakan bahwa, perkembangan ini akan
sangat baik untuk menunjang perkembangan pengembang Android lokal dan
memenuhi kebutuhan aplikasi dengan rasa lokal yang dibutuhkan oleh
pengguna, perkembangan yang dilakukan Flexi ini adalah sebuah peluang
dan juga tantangan, “sebab aplikasi yang ada di android market
kebanyakan gratis, para pengembang lokal harus bisa menemukan bisnis
model yang menarik dan menguntungkan”.
Model bisnis bisa menjadi hal
yang serius bagi para pengembang, produk yang dikembangkan oleh para
pengembang tentu harus diganti dengan pemasukan untuk membiayai produksi
pengembangan aplikasi lain, model usaha yang biasanya dijalankan oleh
pengembang antara lain, aplikasi yang bersifat gratis bisa berperan
sebagai portofolio untuk mengejar proyek yang didasarkan dari keahlian
para pengembang atas aplikasi yang mereka kembangkan atau dengan sistem
mobile advertising.
Ditambahkan juga oleh Mas Agus bahwa semakin
menjamurnya platform Android di tanah air, maka akan dibutuhkan aplikasi
lokal yang memang khusus dibuat oleh pengembang lokal, dimana
pengembang lokal ini harus siap bersaing juga dengan pengembang dari
luar negeri.
Untuk masalah konsumen juga memberikan persoalannya
tersendiri, beberapa kali saya sendiri diberi pertanyaan oleh
teman-teman disekitar saya tentang apa itu Android dan apa keunggulan
yang ditawarkannya, ini menjelaskan bahwa konsumen ternyata belum
semuanya paham tentang keungulan dan layanan yang ditawarkan oleh
Andorid.
Untuk permasalahan ini, Mas Agus mejelaskan bahwa, “mungkin
mindset kebanyakan masyarakat kita selama ini adalah opensource itu
susah, ribet, dll. Untuk itulah dibutuhkan sosialisasi Android yang
melibatkan 4 pihak: Google, vendor ponsel, operator/telco, komunitas
ID-Android.”
Lalu bagaimana dengan perkembangan developer Android
lokal sekarang ini, dan hubungannya tentang pendapatan yang mereka
dapatkan? Mas Agus menjelaskan bahwa tantangan yang harus dihadapi oleh
pengembang aplikasi lokal adalah, apakah mereka siap atau tidak untuk
menghadapi pengembang luar yang aplikasinya keren dan juga gratis.
“Hemat saya developer lokal harus mulai dari dalam, artinya bikin
aplikasi lokal yang berguna bagi user Indonesia. Baru bikin aplikasi
yang global dan keren, agar siap beradu di pasar aplikasi global. Bisnis
modelnya kedepan adalah “MOBILE ADVERTISING” yang bisa jalan disetiap
aplikasi yang kita bikin.”
Mas Agus juga menjelaskan bahwa peluang
bagi pengembang aplikasi lokal juga masih terbuka lebar, baik di pasar
lokal maupun international, tetapi tidak terlepas juga dari tantangan
serta kesulitan yang biasanya muncul bagi pengembang lokal, berikut
penjelasan Mas Agus:
1. Untuk aplikasi yang ditaruh di Android
market, tantangannya adalah belum adanya payment gateway dari Indonesia,
sehingga kita hanya bisa download aplikasi gratis.
2. Untuk
aplikasi yang ditaruh di “local app store” kurang menariknya pembagian.
Share hasil penjualan aplikasi, para developer lokal kebagian kecil
sekitar 50%, Operator 30% dan CP 20%. Harusnya peran Content Provider
(CP) ditiadakan, langsung saja local app storel itu diurus operator,
sehingga pembagian bisa 80% untuk pengembang dan 20% untuk Operator.
Masih berhubungan dengan konsumen, meski sudah banyak pendekatan
langsung pada konsumen, baik itu yang dilakukan oleh vendor ponsel,
perusahaan telekomunikasi ataupun para pengembang sendiri, memang masih
butuh waktu bagi Android bisa dikenal dan terutama digunakan oleh
masyarakat yang lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar